Kamis, 05 Januari 2012

kata kata syirik yang tidak kita sadari


Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...

Kadang kita tidak menyadari mengucapkan sebuah perkataan syirik, mislanya:

* "Keberhasilan organisasi ini ada di tangan kita"
* "Cintaku hanya bagimu kekasihku, tidak ada untuk yg lain"
* "Aku telah berhasil, semua karena kamu, temanku"
* "Aku ada karena kau pun ada"
* "Aku tak bisa hidup bila kau tak disampingku"
* "Semenjak ada kamu, rejeki saya lancar"
* Dll

Semoga kita senantiasa dilindungi Allah Ta'alla dari kesyirikan dengan senantiasa mengkaji aqidah, Aamiin ...

cinta


Ya Aziz..........
Jika Cinta Adalah Ketertawanan
Tawanlah Aku Dengan Cinta Kepada-Mu
Agar Tidak Ada Lagi Yang Dapat
Menawanku Selain Engkau

Ya Rohim..........
Jika Cinta Adalah Pengorbanan
Tumbuhkan Niat Dari Semua Pengorbananku
Semata-mata Tulus Untuk-Mu
Agar Aku Ikhlas Menerima Apapun Keputusan-Mu

Ya Robbii..........
Jika Rindu Adalah Rasa Sakit
Yang Tidak Menemukan Muaranya
Penuhilah Rasa Sakitku
Dengan Rindu Kepada-Mu
Dan Jadikan Kematianku Sebagai
Muara Pertemuanku Dengan-Mu

Ya Robbii..........
Jika Sayang Adalah Sesuatu Yang Mempesona
Ikatlah Aku Dengan Pesona-Mu
Agar Damai Senantiasa Kurasakan
Saat Terucap Syukurku Atas Nikmat Dari-Mu

Ya Alloh..........
Jika Kasih Adalah Kebahagiaan
Yang Tiada Bertepi
Tumbuhkan Kebahagiaan Dalam Hidupku
Di saat Kupersembahkan Sesuatu Untuk-Mu

Ya Alloh..........
Hatiku Hanya Cukup Untuk Satu Cinta
Jika Aku Tak Dapat Mengisinya Dengan Cinta Kepada-Mu
Kemanakah Wajahku Hendak Kusembunyikan Dari-Mu

Ya Ar-Rahman.........
Dunia Yg Engkau Bentangkan Begitu Luas
Bagai Belantara Yg Tak Dapat Kutembus
Di Malam Yang Gelap Gulita
Agar Tidak Tersesat Dalam Menapakinya

Ya Ar-Rahhim…….
Berikan Alas Kaki Buat Hamba Agar Jalan Yg Kutapaki Terasa Nikmat
Meski Penuh Dengan Bebatuan Runcing & Duri Yang Tajam
Hamba Sadar Semua Ini Milikmu Dan Suatu Saat
Jika Kau Kehendaki Semuanya Akan Kembali Jua Kepada-Mu
Hamba pasrahkan kehidupan hamba kepada-Mu.

Jumat, 30 Desember 2011

Bolehkah Mengikuti Natal Bersama dan Tahun Baru ?



 

Bismillahirr Rahmanirr Rahim ...

Setiap bulan Desember umat nasrani merayakan hari raya agama mereka, yaitu Hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember. Mendekati bulan ini, beberapa sudut pertokoan mulai ramai dengan hiasan natal. Supermarket-supermarket yang mulanya sepi-sepi saja, kini dihiasi dengan pernak-pernik natal. Media massa pun tidak ketinggalan ikut memeriahkan hari raya ini dengan menayangkan acara-acara spesial natal.

Disudut kampus, seorang mahasiswi berkerudung menjabat tangan salah seorang teman wanitanya yang beragama nasrani sambil berkata, “Selamat Natal ya…” Aih-aih, tidak tahukah sang muslimah ini bagaimana hukum ucapan tersebut dalam syariat Islam?

Saudariku, banyak sekali umat Islam yang tidak mengetahui bahwa perbuatan ini tidak boleh dilakukan, dengan tanpa beban dan tanpa merasa berdosa ucapan selamat natal itu terlontar dari mulut-mulut mereka. Mereka salah kaprah tentang toleransi beragama sehingga dengan gampang dan mudahnya mereka mengucapkan selamat natal pada teman dan kerabat mereka yang beragama nasrani. Lalu bagaimana sebenarnya pandangan islam dalam perkara ini? Berikut ini adalah bahasan seputar natal yang disusun dari beberapa fatwa ulama.

Natal Menurut Islam

Peringatan Natal, memiliki makna ‘Memperingati dan mengahayati kelahiran Yesus Kristus’ (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas terbitan Balai Pustaka). Menurut orang-orang nasrani, Yesus (dalam Islam disebut dengan ‘Isa) dianggap sebagai anak Tuhan yang lahir dari rahim Bunda Maria. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan syariat Islam yang mengimani bahwa Nabi ‘Isa ‘alaihis sallam bukanlah anak Tuhan yang dilahirkan ke dunia melainkan salah satu nabi dari nabi-nabi yang Allah utus untuk hamba-hamba-Nya.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS Maryam: 30 yang artinya, “Isa berkata, ‘Sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah (manusia biasa). Dia memberikan kepadaku Al Kitab (Injil) dan menjadikanku sebagai seorang Nabi.’”

Wahai Saudariku, maka barangsiapa dari kita yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang muslim, maka ia harus meyakini bahwa ‘Isa adalah seorang Nabi yang Allah utus menyampaikan risalah-Nya dan bukanlah anak Tuhan dengan dasar dalil di atas.

Tentang Ucapan Selamat Natal

Atas nama toleransi dalam beragama, banyak umat Islam yang mengucapkan selamat natal kepada umat nasrani baik kepada kerabat maupun teman. Menurut mereka, ini adalah salah satu cara untuk menghormati mereka. Ini alasan yang tidak benar, sikap toleransi dan menghormati tidak mesti diwujudkan dengan mengucapkan selamat kepada mereka karena di dalam ucapan tersebut terkandung makna kita setuju dan ridha dengan ibadah yang mereka lakukan. Jelas, ini bertentangan dengan aqidah Islam.

Ketahuilah saudariku, hari raya merupakan hari paling berkesan dan juga merupakan simbol terbesar dari suatu agama sehingga seorang muslim tidak boleh mengucapkan selamat kepada umat nasrani atas hari raya mereka karena hal ini sama saja dengan meridhai agama mereka dan juga berarti tolong-menolong dalam perbuatan dosa, padahal Allah telah melarang kita dari hal itu:

Dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (QS Al Maidah: 2)

Ketahuilah wahai saudariku muslimah, ketika seseorang mengucapkan selamat natal kepada kaum nasrani, maka di dalam ucapannya tersebut terdapat kasih sayang kepada mereka, menuntut adanya kecintaan, serta menampakkan keridhaan kepada agama mereka. Seseorang yang mengucapkan selamat natal kepada mereka, sama saja dia setuju bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan merupakan salah satu Tuhan diantara tiga Tuhan. Dengan mengucapkan selamat pada hari raya mereka, berarti dia rela terhadap simbol-simbol kekufuran. Meskipun pada kenyataannya dia tidak ridha dengan kekafiran, namun tetap saja tidak diperbolehkan meridhai syiar agama mereka, atau mengajak orang lain untuk memberi ucapan selamat kepada mereka. Jika mereka mengucapkan selamat hari raya mereka kepada kita, hendaknya kita tidak menjawabnya karena itu bukan hari raya kita, bahkan hari raya itu tidaklah diridhai Allah.

Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan, adapun ucapan selamat terhadap simbol-simbol kekufuran secara khusus disepakati hukumnya haram misalnya mengucapkan selamat atas hari raya atau puasa mereka dengan mengatakan, ‘Hari yang diberkahi bagimu’ atau ‘Selamat merayakan hari raya ini’, dan sebagainya. Yang demikian ini, meskipun si pengucapnya terlepas dari kekufuran, tetapi perbuatan ini termasuk yang diharamkan, yaitu setara dengan ucapan selamat atas sujudnya terhadap salib, bahkan dosanya lebih besar di sisi Allah dan kemurkaan Allah lebih besar daripada ucapan selamat terhadap peminum khamr, pembunuh, pezina, dan lainnya dan banyak orang yang tidak mantap pondasi dan ilmu agamanya akan mudah terjerumus dalam hal ini serta tidak mengetahui keburukan perbuatannya. Barangsiapa mengucapkan selamat kepada seorang hamba karena kemaksiatan, bid’ah, atau kekufuran, berarti dia telah mengundang kemurkaan dan kemarahan Allah.

Dengan demikian, tidaklah diperkenankan seorang muslim mengucapkan selamat natal meskipun hanya basa-basi ataupun hanya sebagai pengisi pembicaraan saja.

Menghadiri Pesta Perayaan Natal

Hukum menghadiri pesta perayaan natal tidak jauh bedanya dengan hukum mengucapkan selamat natal. Bahkan dapat dikatakan bahwa hukum menghadiri perayaan natal lebih buruk lagi ketimbang sekedar memberi ucapan selamat natal kepada orang kafir karena dengan datang ke perayaan tersebut, maka berarti ia ikut berpartisipasi dalam ritual agama mereka. Dan dengan menghadiri pesta perayaan tersebut berarti telah memberikan kesaksian palsu (Syahadatuzzur) terhadap ibadah yang mereka lakukan dan ini dilarang dalam agama Islam (lihat Tafsir Taisir Karimirrahman, Surat Al Furqon ayat 72).

Allah berfirman yang artinya:

Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamu, dan untukkulah agamaku.”

Maka Saudariku, seorang muslim diharamkan untuk hadir pada perayaan keagamaan di luar agama islam baik ia diundang ataupun tidak.

Hukum Merayakan Tahun Baru

Beberapa hari setelah natal berlalu, masyarakat mulai disibukkan dengan persiapan menyambut tahun baru masehi pada tanggal satu Januari. Bagaimana Islam memandang hal ini?

Saudariku, Allah telah menganugerahkan dua hari raya kepada kita, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha dimana kedua hari raya ini disandingkan dengan pelaksanaan dua rukun yang agung dari rukun Islam, yaitu ibadah haji dan puasa Ramadhan. Di dalamnya, Allah memberi ampunan kepada orang-orang yang melaksanakan ibadah haji dan orang-orang yang berpuasa, serta menebarkan rahmat kepada seluruh makhluk.

Ukhti, hanya dua hari raya inilah yang disyariatkan oleh agama Islam. Diriwayatkan dari Anas radhiallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bermain-main di hari raya itu pada masa jahiliyyah, lalu beliau bersabda: ‘Aku datang kepada kalian sedangkan kalian memiliki dua hari raya yang kalian bermain di hari itu pada masa jahiliyyah. Dan sungguh Allah telah menggantikannya untuk kalian dengan dua hari yang lebih baik dari keduanya, yaitu hari raya Idul Adha dan idul Fitri.’” (Shahih, dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’I, dan Al-Baghawi)

Maka tidak boleh umat Islam memiliki hari raya selain dua hari raya di atas, misalnya Tahun Baru. Tahun Baru adalah hari raya yang tidak ada tuntunannya dalam Islam. Disamping itu, perayaan Tahun Baru sangat kental dengan kemaksiatan dan mempunyai hubungan yang erat dengan perayaan natal. Lihatlah ketika para remaja berduyun-duyun pergi ke pantai saat malam tahun baru untuk begadang demi melihat matahari terbit pada awal tahun, kebanyakan dari mereka adalah berpasang-pasangan sehingga tentu saja malam tahun baru ini tidak lepas dari sarana-sarana menuju perzinaan. Jika tidak terdapat sarana menuju zina, maka hal ini dapat dihukumi sebagai perbuatan yang sia-sia. Ingatlah saudariku, ada dua kenikmatan dari Allah yang banyak dilalaikan oleh manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang (HR Bukhari). Maka janganlah kita isi waktu luang kita dengan hal sia-sia yang hanya membawa kita ke jurang kenistaan dan menjadikan kita sebagai insan yang merugi.

Saudariku, Allah telah menyempurnakan agama ini dan tidak ada satupun amal ibadahpun yang belum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan kepada umatnya. Maka tidak ada lagi syari’at dalam Islam selain yang telah Allah wahyukan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada lagi syari’at dalam Islam selain yang telah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan pada kita. Saudariku, ikutilah apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tuntunkan kepada kita, janganlah engkau meniru-niru orang kafir dalam ciri khas mereka. Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia merupakan bagian dari kaum tersebut (Hadits dari Ibnu ‘Umar dengan sanad yang bagus). Setiap diri kita adalah pemimpin bagi dirinya sendiri dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin. Semoga Allah senantiasa menyelamatkan agama kita. Wallaahu a’lam.

Maraji’:

1. Fatwa: Natal Bersama. Majalah Al-Furqon Edisi 4 Tahun III.
2. Fatwa: Natal Bersama. Majalah Al-Furqon Edisi 4 Tahun IV.
3. Fatwa-Fatwa Terkini 2. Cetakan ketiga. Tahun 2006. Darul Haq.
4. Bulletin At-Tauhid Edisi 96 Tahun II.

***
Penyusun: Ummu Aiman
Muraja’ah: Ustadz Abu Salman
Artikel www,muslimah,or,id

Semoga Bermanfaat
Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA

Arti secara bahasa dan Maksud dari Menahan Pandangan


بِسْـــــــــمِ اَللّهِ الرّحْمن الرّحيم 

by Belajar Adab Adab Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Secara bahasa, غَضُّ البَصَرِ (gadh-dhul bashar) berarti menahan, mengurangi atau Menundukkan Pandangan (Berasal dari kata غَضَّ yang berarti كَفَّ (menahan) atau نَقَصَ (mengurangi) atau خَفَضَ (menundukkan). Lihat: Tajul ‘Arus 1/4685, dan Maqayisul Lughah 4/306.)

Menahan pandangan bukan berarti menutup atau memejamkan mata hingga tidak melihat sama sekali atau menundukkan kepala ke tanah saja, karena bukan ini yang dimaksudkan di samping tidak akan mampu dilaksanakan. Tetapi yang dimaksud adalah menjaganya dan tidak melepas kendalinya hingga menjadi liar. Pandangan yang terpelihara adalah apabila seseorang memandang sesuatu yang bukan aurat orang lain lalu ia tidak mengamat-amati kecantikan/kegantengannya, tidak berlama-lama memandangnya, dan tidak memelototi apa yang dilihatnya (Yusuf Al-Qaradhawi, Halal & Haram, hlm 171)

Dengan kata lain menahan dari apa yang diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya untuk kita memandangnya (Tafsir At-Thabari 19/154, Ibnu Katsir 6/41)

Jarir bin Abdillah ra berkata:Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang pandangan tiba2(tanpa sengaja),lalu beliau memerintahkanku tuk memalingkannya(HR.Muslim)

Jangan kamu ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya, karena yg pertama itu boleh(dimaafkan)sedangkan yg berikutnya tidak.(HR.Tirmidzi )

Al-Hasan bin Mujahid berkata:

غَضُّ البَصَرِ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ يُوْرِثُ حُبَّ اللهِ

Menahan pandangan dari apa yang diharamkan Allah akan mewarisi/mendapatkan cinta Allah

jodoh itu di tangan alloh

Bismillahirrohmanirrohim...

JODOH itu rahsia ALLAH
Subhanahu wata'ala..
☻♥☻
/█\ /█\
.||. ||.

ㄆSEKUAT mana kita setia

ツSEHEBAT mana kita merancang

ツ SELAMA mana kita menunggu

ツ SEKERAS mana kita bersabar

ツ SEJUJUR mana kita menerima kekasih kita


.. •.♥• Jika ALLAH Subhanahu wata'ala Tidak Menulis JODOH Kita Bersama Kekasih Kita..
Kita Tetap Tidak Akan Bersama Dengannya •.♥• ..

Thinks positiv n terimalah takdirNYA

Karena tulang rusuk n pemiliknya TAKKAN PERNAH tertukar n akan bertemu PADA SAATnya, InsyaAllah ♥

4 orang manusia menghadapi tekanan hidup

Hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih, hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan. Tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian. 

Empat tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup sebagai berikut :

1. Tipe Kayu Rapuh

Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi. Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

2. Tipe Lempeng Besi

Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut. Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya. 

3. Tipe kapas

Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah kita menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi. 

4. Tipe Bola Pingpong

Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. 

Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya. Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

 Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)

Tipe yang manakah kita? silahkan berikan komentar

Sumber: (The Secret This is the secret of your life )

Semoga Bermanfaat 
Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA

Rabu, 28 Desember 2011

bidadari syurga

Assalamualaykum Para Bidadari DuniaNYa....


Yakin kepada Allah..., tentang kematian?? gak ada masalah!!, kita pasti mati kok!!, yang jadi masalah husnul khotimah atau su'ul khotimah?? kita lebih sibuk memikirkan husnul khotimah nya dari pada memikirkan mati nya..., bagai mana caranya saat kematian kita ialah kematian khusnul khotimah..., dunia cuman mampir sebentar saja...


bagi orang yang yakin kepada Allah..., 'gak ada yang gawat didunia ini!!'..., yang gawat mah cuman satu... 'Allah murka!!'..., 'sedunia murka kepada kita??' silahkan aja!..., sama-sama nebeng dibumi Allah..., gak ngepek.., takdir untuk kita gak bakal bisa dipengaruhi oleh mulut orang..., itulah sebabnya kalau kita tahu Rasulullah saw dihina, dicaci, difitnah, diancam, diboikot,... Rasulullah saw anteng saja.., , sempurna keyakinannya, dan hasil akhirnya sukses!!, sekarang bisa kita rasakan bersama.


dipuji?? gak ngepek, sok aja, bising!! dan pujian orang mah gak ada apa-apanya..., kalau Allah sebel kepada kita dan orang-orang sedunia memuji kita maka tetep aja celaka.


ngantor?? gak perlu cari muka atasan..., atasan hanya sebuah episode aja sebentar, nanti juga udahan!!, iya kan?, digilir saja dunia oleh Allah.., kerja yang bagus aja dan gak ada cari muka ke atasan, gak ada cari penghargaan, gak ada cari piagam, toh nanti ada yang ngasih piagam dan penghargaan, sok aja itu mah urusan yang ngasih, tapi dihati kita gak ada urusan dengan piagam dan penghargaan..., jika ada yang berkata 'kenapa kok kamu kerja rajin amat, jujur amat...??'..., 'ih ini mah pekerjaan yang disukai Allah, saya berbuat begini hanya ingin disukai Allah!!'...., 'tapi atasan kamu enggak menghargai loh usaha kamu??'..., 'saya mah gak ada urusan dengan atasan, sok aja gak menghargai, biarin aja, itu mah urusan dia, urusan saya mah ingin disukai Allah...', ...... 'nanti gimana kalau gak dikaasih bonus...', "biarin aja, rezeki mah dari Allah, gak dikasih dari kantor, dari mana saja...., Allah mah kalau mau ngasih rezeki ke saya gak terikat dengan kantor... dan rezeki mah gak usah ketahuan semua dari mana jalannya, kan selama ini jg gak pernah ketahuan jalannya dari mana, tapi saya hidup terus?? iya kan, banyakan mana yang kita tahu dan yang kita tidak tahu?? terus aja jalan rezeki mah gak pernah putus-putus dari dulu


jadi kalau kita punya keinginan, inginlah untuk menjadi hamba Allah yang ahli takwa, hakkul yakin kepada Allah, dan ahli istikomah...


pertanyaannya..., bagaimana supaya kita yakin kepada Allah?? gitu yah?? bener gitu yah pertanyaannya?? bener gak?? kalau enggak ya udah saya stop tulisan nya sampai disini aja yah... hehehe


yang namanya bahagia, sukses, sakinah itu sama sekali tidak tergantung dengan orang..., sakinah itu dalam rumah tangga bukan karena pasangan, sakinah itu karena keyakinan kepada Allah!!, salah kalau bergantung ke makhluk, justru tidak akan sakinah...,, jadi rumah tangga sakinah itu tidak ada kaitannya dengan uang, tidak ada kaitannya dengan penampilan, tidak ada kaitannya dengan jumlah pasangan, tidak ada kaitannya dengan anak, maka sakinah itu kaitannya dengan ketakwaan, keyakinan kepada Allah dan keistikomahan


jadi... kunci terpentingnya adalah catet yah... "URUSAN YAKIN KEPADA ALLAH ADALAH HARUS DIAWALI DENGAN PANTENGNYA ATAU AJEG NYA NIAT DI HATI INI INGIN DEKAT DENGAN ALLAH...." bukan disini, bukan disitu dan bukan disana tapi adanya dilubuk hati yang terdalam.




ada orang yang ingin deket dengan Allah tapi dihubungkan..., apa perlunya?? ada orang yang lebih senang kalau digembar gemborkan, apa perlunya?? ini gak asli, dia hanya ingin dinilai sholeh oleh orang lain, apa perlunya?? keaslian itu rahasia dilubuk hati kita, kemantapan tekad kita..., "temen-temen harus tanya dilubuk hati kita ini, dilubuk hati yang terdalam kita ini apa sih yang mau, yang paling kita inginkan?? kalau sudah didalam hati kita ini keinginannya cuman satu "saya ingin dekat dengan-Mu Ya Allah...", ingin bener2 mengabdi pada-Mu Ya Allah, dilubuk hati ini cuman ada "Allah" insya Allah itu awal yang baik dan Allah pasti tahu.


kegagalan awal inilah yang biasanya yang membuat kita gak bisa dekat dengan Allah. Karena hatinya ingin 'uang...!', hatinya ingin jabatan!!, hatinya ingin populer, hatinya ingin dicintai orang!!, hatinya ingin dikagumi orang!!, hatinya ingin dipuji!!, jadi bukan Allah yang ada dihati, walaupun ngaji nya bagus, walaupun berdakwah setiap hari, tapi didalem hatinya Allah urutan kesekian bukan diurutan teratas... "POSISIKAN LAH ALLAH DIURUTAN TERATAS DAN URUTAN YANG PALING PUNCAK!!!'


KALAU SELAIN ALLAH YANG MENJADI TUJUAN KITA PASTI KITA AKAN BANYAK GELISAH, KALAU ALLAH YANG MENJADI TUJUANNYA MAKA KEHILANGAN APAPUN ENGGAK BERAT... kehilangan dunia enggak berat.., kehilangan jabatan enggak berat,... kalau jabatan itu dapat menjauhkan kita dari Allah..., ambil aja tuh jabatan, buang...,


kalau tujuannya bukan Allah pasti banyak beratnya, banyak kecewanya, banyak tegangnya, banyak gelisahnya, duniawi saja.....


udah yuk... mulai dari sekarang kita sibukkan diri kita untuk memperbaiki hubungan kita kepada Allah, bertaubat kepada Allah, minta Ampunan Allah, minta diselamatkan oleh Allah dari Azab dan Siksa yang Allah ancamkan untuk kita.....


demi Allah taubat tidak berlaku dalam dua keadaan pertama : ketika matahari terbit dari barat dan kedua ketika nyawa ini sudah tiba dikerongkongan kita....


subhanallah... Lari sekarang yuk menuju Allah.... Allaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh.... aku datang ya Aaaalllllaaaahhhhh.... i am comming Allah....




♥ Salam Ta'aruf Fillah ♥